Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
6.1. pelapisan sosial
Pengertian pelapisan sosial
Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang
terdiri dari berbagai latar belakang, tentunya akan membentuk suatu masyarakat
heteroggen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau
terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah pelapisan masyarakat atau
masyarakat yang berstrata.
Proses terjadinya pelapisan sosial
1. Terjadi
dengan sendirinya
Berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat
itu sendiri. Karena sifatnya yang disengaja maka bentuk lapisan dan dasar daripada
pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat
dimana sistem itu berlaku.
2. Terjadi
dengan disengaja
Ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
Ditentukan secara jelas dan tegas wewenang serta kekuasaan yang diberikan pada
seseorang. Dalam organisasi dengan cara ini mengandug dua sistem yang disusun
yaitu:
a) Sistem
fungsional : pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dannharus
bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
b) Sistem
skalar: pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke
atas(vertikal).
Kelemahan dari sistem ini:
1. Karena
organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sering terjadi kelemahan dalam
menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
2. Membatasi
kemampuan individual yang sebenarnya mampu, namun karena kedudukannya yang
mengangkat maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif.
Ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai stratifikasi sosial diantaranya menurut Pitirim A. Sorokin pada tahun 1928 bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”. Theodorson,George A. dan Achilles G. pada tahun 1979 berpendapat dalam dictionary sociology bahwa “pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan peranan yang relative permanen yang terdapat dalam sistem social didalam hal perbedaan hak,pengaruh dan kekuasaan”. Masyarakat yang berstatifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapiasan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas.
B. Pelapisan sosial ciri
tetap kelompok sosial
Pembagian dan pemberian kedudukan yang
berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh system
sosial masyarakat kuno. Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum
mengenai tulisan. Pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai
bentuk sebagai berikut:
a. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban
b. Adanya
kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa
c. Adanya pemimpin yang
saling berpengaruh
d. Adanya orang-orang
yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hokum
e. Adanya pembagian kerja
di dalam suku itu sendiri
f. Adanya pembedaan
standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum
Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitive bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir produktif kolektif.
Teori Tentang Pelapisan
Sosial
Pelapisan masyarakat
dibagi menjadi beberapa kelas :
a) Kelas
atas (upper class)
b) Kelas
bawah (lower class)
c) Kelas
menengah (middle class)
d) Kelas
menengah ke bawah (lower middle class)
Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :
1) Aristoteles mengatakan
bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya
sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2) Prof. Dr. Selo
Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat
pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3) Vilfredo Pareto
menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu
golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan
itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan
kapasitas yang berbeda-beda.
4) Gaotano Mosoa dalam
“The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat
yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh
kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu
sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5) Karl Marx menjelaskan
terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah
dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya
memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan sosial, yaitu :
a. ukuran kekayaan
b. ukuran kekuasaan
c. ukuran kehormatan
d. ukuran ilmu
pengetahuan
Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut akan menemui perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung halaman setelah lama tinggal di perantauan.
Pada umumnya perkembangan
sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja
sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap
pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan
perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti
halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi
berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan
lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian
lokal dan regional.
Kurang tanggapnya
pemerintah dalam menanggapi prospek perkembangan ekonomi yang dapat diraih dari
tansportasi merupakan hal yang seharusnya dihindari. Sistem transportasi dan
logistik yang efisien merupakan hal penting dalam menentukan keunggulan
kompetitif dan juga terhadap pertumbuhan kinerja perdagangan nasional dalam
ekonomi global. Jaringan urat nadi perekonomian akan sangat tergantung pada
sistem transportasi yang andal dan efisien, yang dapat memfasilitasi pergerakan
barang dan penumpang di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut saya solusi yang
tepat untuk memecahkan masalah ini adalah pemerintah harus tanggap dalam
menangani prospek perkembangan ekonomi yang dapat diraih dari transportasi.
Sistem transportasi harus andal dan efisien.
Sumber: http://upenpenupen.blogspot.com/2013/01/contoh-kasus-pelapisan-sosial-dan.html
6.2. Kesamaan derajat
Kesamaan derajat
Sifat perhubungan antara
manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya timbal balik, artinya orang itu
sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap
masyarakat, maupun pemerintah negara, dalam susunan negara modern hak-hak dan kebebasan-kebebasan
asasi manusia dilindungi oleh undang-undang yang menjadi hukum positif.
Undang-undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa terkecuali, dalam
arti semua orang mempunyai kesamaan derajat dan di jamin oleh undang-undang.
Pasal-pasal dalam UUD’45 tentang
persamaan hak
Dicantumkan dalam
pernyataan sedunia tentang HAM atau Universitas Declaration Of Human
Rights(1948) dalam pasal-pasalnya seperti:
Pasal 1 : “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan
mempunyai martabat dan hak yang sama.
Mereka dikarunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain
dalam persaudaraan”.
Pasal 2 ayat 1 : “Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan taka da kecuali
apapun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, Bahasa, agama, atau
poliotik atau pendapat lain, asal mula kebangsaan ata kemasyarakatan, milik,
kelahiran, ataupun kedudukan”.
Pasal 7 : “ sekalian
orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum
yang sama dengan taka da perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan
yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini dan terhadap
segala hasutan yang ditujukan kepada perbedaan semacam ini.”
4 pokok hak asasi dalam pasal yang
tercantum pada UUD’45
Pertama tentang kesamaan
kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan dimuka pemerintahan.
Pada pasal 27 ayat 1 ditetapkan bahwa: “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Kemudian yang ditetapkan
pada pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara atas pekerjaan da
penghidupan yang layak.
Kemudian yang ditetapkan
pada pasal 28, “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh undang-undang.”
Pokok ketiga, dalam pasal
29 ayat 2, dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang
dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut : “Negara memjamin
kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.”
Pokok keempat, adalah
pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (1) “
tiap- tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2) “ pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur
dengan undang-undang.
6.3.Elite dan Massa
Pengertian elite
Dalam pengertian umum,
elite menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan
tinggi. Dalam arti lebih khusus dapat diartikan sekelompok orang-orang
terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang
kekuasaan.
Fungsi elite dalam memegang strategi
Dalam kehidupan sosial yang teratur, baik
dalam konteks luas maupun yang sempit selalu ada kecenderungan untuk
menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting,
memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan
dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan
masyarakat terhadap berbagai peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini
serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan datang. Golongan minoritas
yang ada pada posisi atas secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam
studi sosial dikenal dengan elite.
Golongan elite sebagai
minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
a) Elite menduduki posisi yang penting dan
cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
b) Faktor utama yang menentukan kedudukan
mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik
yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan
heriditer maupun pencapaian.
c) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki
tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
d) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi
logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh
atas pekerjaan dan usahanya.
Tujuan yang akan di capai
harus terikat serta merupakan tujuan bersama kepandaian dalam menyesuaikan diri
terutama bagi elite baru dapat membantunya secara efektif dalam mengarahkan
masyarakatnya untuk mencapai tujuannya tersebut. sehubungan dengan fungsi yang
harus dijalankan oleh elite dalam memegang pimpinan ia harus dapat mengatur
strategi yang tepat. Dalam hal ini, kita dapat membedakan elite pemegang
strategi secara garis besar, sebagai berikut :
Elite politik ( yang
berkuasa dalam mencapai suatu tujuan dan biasa disebut sebagai elite dari
segala elite ).
Elite ekonomi, militer,
diplomatik, dan cendekiawan ( yang berkuasa pada masing-masing bidang tersebut
).
Elite agama, filsuf,
pendidik, dan pemuka agama.
Elite yang dapat
memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis buku ( novelis,
komikus ), tokoh film, dan sebagainya.
Elite dari segala elite
haruslah dapat menjalankan fungsinya dengan mengajak para elite pemegang
strategi di masing-masing bidang untuk menjalin kerja sama yang baik.
Adanya perbedaan dalam masyarakat tersebut seluruhnya merupakan tanggung jawab para elite tersebut untuk dapat bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Di dalam suatu masyarakat, mungkin tindak-tanduk elite merupakan contoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi walaupun kadang sulit untuk dilaksanakan.
Adanya perbedaan dalam masyarakat tersebut seluruhnya merupakan tanggung jawab para elite tersebut untuk dapat bekerjasama lain di dalam tiap lembaga kehidupan masyarakat. Di dalam suatu masyarakat, mungkin tindak-tanduk elite merupakan contoh, dan sangat mungkin seorang elite diharapkan dapat melakukan segala fungsi yang multi dimensi walaupun kadang sulit untuk dilaksanakan.
Pengertian massa
a)
Istilah massa dipergunakan untuk
menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang
dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda
dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang
berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan
minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai
tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai
diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi
dalam arti luas.
Ciri-ciri massa
Terhadap beberapa hal
yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
1.
Keanggotaannya berasal dari semua lapisan
masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas
yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang
berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang
yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya
melalui pers.
2.
Massa merupakan kelompok yang anonim, atau
lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
3.
Sedikit sekali interaksi atau bertukar
pengalaman antara anggotaanggotanya.
4.
Very loosely organized, serta tidak
bertindak secara bulat atau sebagai satu kesatuan. Seperti halnya/crowd.
6.4. Pembagian pendapatan
Komponen pendapatan
Pada dasarnya dalam
kehidupan ekonomi itu, hanya ada dua kelompok, yaitu rumah tangga produsen dan
rumah tangga konsumen. Dalam rumah tangga produsen dilakukan proses produksi.
Perhitungan pendapatan
Perhitungan pendapatan
a. Sewa tanah
Bunga tanah adalah bagian dari pendapatan
nasional yang dierima oleh pemilik tanah, karena ia telah menyewakan tanahnya
kepada penggarap.
b. Upah
Upah adalah bagian dari pendapatan nasional
yang diterima oleh buruh karena menyumbangkan tenaganya dalam proses produksi.
c. Bunga modal
Sewa modal atau bunga adalah bagian dari
pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik modal karena tela meminjamkan modalnya
dalam proses produksi.
d. Laba pengusaha
Pengusaha memperoleh balas jasa yang berupa
keuntungan karena telah mengorganisasi faktor-faktor produksi dalam melakukan
proses produksi.
Distribusi pendapatan
Setelah dilakukan
perhitungan pendapatan nasional maka
dapat diketahui kegiatan produksi, lebih lanjut mempermudah perancangan perekonomian
negara,dan dapat diketahui berapa tingkat income perkapita ini menunjukan
tingkat potensi kemakmuran rata-rata. Tingkat income perkapita tinggi belum
berarti bahwa tingkat kemakmuran itu telah merata dan dapat dinikmati oleh
semua warga. Itulah sebabnya persoalan distribusi termasuk yang paling
strategis dan peka dalam masalah pendapatan nasional yang mana sering
menimbulkan masalah dalam masyarakat.
Pendapatan nasional
Cara menghitung
pendapatan nasional
Sebagai jumlah dari
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi, pendapatan nasional membutuhkan
penghitungan yang tepat dan akurat, sehingga nilai yang diperoleh benar-benar
sesuai dengan data yang ada, bukan hanya sekadar pencitraan pemerintah saja. Untuk
menghitung pendapatan nasional terdapat tiga pendekatan cara menghitungnya,
yaitu:
1. Pendekatan pengeluaran
Dilakukan dengan menjumlahkan
seluruh pengeluaran dari berbagai sektor ekonomi, seperti rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri suatu negara selama satu
tahun. Pengeluaran yang dimaksudkan dalam pendekatan ini mencakup konsumsi,
investasi, pemerintah, ekspor, dan impor. Dari komponen pengeluaran tersebut,
penghitungan pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y = C + I + G + (X – M)
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
C = konsumsi rumah tangga
I = investasi
G = pengeluaran
pemerintah
X = ekspor
M = impor
Misalnya : Diketahui data
sebagai berikut.
Pengeluaran
konsumsi: Rp 20.000.000.000,00
Menyewa tanah: Rp 10.000.000.000,00
Pengeluaran
pengusaha: Rp 14.000.000.000,00
Ekspor: Rp 16.000.000.000,00
Impor: Rp 6.000.000.000,00
Keuntungan: Rp 10.000.000.000,00
Besarnya pendapatan
nasional jika dihitung dengan pendekatan pengeluaran, yaitu ... pengeluaran
adalah Y = C + I + G + (X-M)
dimana, Y : Pendapatan
Nasional
C : Pengeluaran konsumsi
I : Investasi
G : Pengeluaran
Pemerintah
X : Ekspor
M : Impor, makaY =
20.000.000.000,00 + 10.000.000.000,00 + 14.000.000.000,00+ (16.000.000.000,00 -
6.000.000.000)
Y = Rp 54.000.000.000,00
Jadi, pendapatan nasional
adalah Rp 54.000.000.000,00
Sumber : https://www.e-sbmptn.com/2014/11/contoh-soal-ekonomi-pendapatan-nasional.html
Sumber : https://www.e-sbmptn.com/2014/11/contoh-soal-ekonomi-pendapatan-nasional.html
2. Pendekatan produksi
Dapat dipahami sebagai
kegiatan untuk menciptakan suatu barang/jasa yang memiliki nilai tambah.
Berkenaan dengan hal tersebut, penghitungan pendapatan nasional melalui
pendekatan produksi dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah dari seluruh
sektor produksi selama satu tahun. Cara ini dapat diformulasikan sebagai
berikut.
Y = {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + … + (Pn x Qn)}
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
P1 = harga barang ke-1
P2 = harga barang ke-2
Pn = harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1
Q2 = jenis barang ke-2
Qn = jenis barang ke-n
3. Pendekatan pendapatan
Selain dengan pendekatan
pengeluaran dan produksi, pendapatan nasional juga dapat dihitung dengan
pendekatan pendapatan. Pada metode pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh seluruh pemilik faktor
produksi selama satu tahun. Faktor produksi yang dimaksudkan mencakup tenaga
kerja, modal, tanah, dan keterampilan atau keahlian atau kewirausahaan.
Adapun pendapatan yang
diterima oleh faktor-faktor produksi tersebut tidaklah sama. Pendapatan tenaga
kerja berupa upah, pemilik modal berupa bunga, pemilik tanah berupa sewa, dan
keterampilan atau keahlian berupa laba. Cara menghitung pendapatan nasional
dengan pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Y = r + w + i + p
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
r = pendapatan upah atau
gaji
w = pendapatan sewa
i = pendapatan bunga
p = pendapatan laba usaha
Pencatatan laporan
keuangan yang baik, tepat, dan terperinci akan amat sangat membantu dalam memudahkan penghitungan pendapatan nasional
dengan hasil yang akurat.
